Perang antar toko video game kini semakin menjadi, para developer semakin vokal tentang toko digital mana yang mereka yakini. Tentu ini berhubungan dengan masalah monetisasi, di mana seperti halnya Ubisoft selaku developer mengatakan bahwa sistem bisnis yang digunakan oleh Valve untuk para developer mereka sebut ‘tidak realistis’.
Baca ini juga :
» Beneran Worth-It! 7 Keseruan Eiyuden Chronicle yang Bikin Fans Suikoden Berlinang Air Mata
» Steam Update Kebijakan Refund, Game Advanced Access Tidak Bisa Refund Jika Playtime Lewat Dari 2 Jam
» Game Hybrid RPG Dari Indonesia Fractals of Destiny Telah Hadir Di Steam
» Game Content Warning Berhasil Raih 6 Juta Download di Steam Hanya Dalam 24 Jam!
» HYBE IM Resmi Luncurkan ASTRA: Knights of Veda secara Global
Sumber: bilibili.com
Karena itulah Ubisoft lebih memilih menjual game buatan mereka The Division 2 pada Epic Game Store. Memang berdasarkan pembagian pendapatan, Epic Game Store lebih rasional ketimbang Steam, di mana pada Epic Game Store perbandingan pembagian adalah 88% developer dan 12% untuk Epic, sedangkan Steam menggunakan nilai perbandingan 70% developer dan 30% Steam.
Selain itu Epic Store juga membayar kontrak eksklusifitas kepada beberapa game, yang tentu saja membuat developer mendapatkan kepastian mengenai penjualan gamenya, meski cara seperti ini banyak tidak disukai oleh para gamer.
Namun, sampai saat ini belum diketahui setelah tekanan yang diberikan dari banyak pihak, apakah Steam akan mengubah model bisnisnya. Dan kemungkinan perang antar toko digital game akan terus berlangsung dalam beberapa waktu kedepan.
Sumber: mspoweruser.com