Salah satu hal menarik yang tidak ada di sebelumnya adalah sistem untuk kooperatif bersama dengan Six. Kehadirannya sebagai support dapat diandalkan di beberapa momen. Six tampil sebagai petunjuk untuk menyelesaikan teka-teki yang ada. Misalnya ketika kami sempat kebingungan harus ke mana lagi di salah satu adegan. Six langsung memberikan kode petunjuk, yang meminta Mono untuk melompat ke platform lebih tinggi. Selain itu, dia juga mengisyaratkan Mono untuk melakukan aksi stealth ketika berhadapan dengan antagonis.
Sebelumnya, banyak pemain berharap bahwa Little Nightmares II akan menghadirkan sistem co-op. Namun, Tarsier Studios masih mengusung konsep single-player. Sehingga game ini tidak memiliki sistem multiplayer maupun co-op yang memungkinkan lebih dari satu pemain untuk memainkannya. Sementara pergerakan Six dikendalikan oleh AI menjadikan dirinya sebagai karakter yang cerdas. Kehadirannya sebagai companion tidaklah buruk, dapat diandalkan, dan mampu melakukan pergerakan dengan sendirinya serta kooperatif.
Kehadiran Six ini juga memungkinkan Tarsier Studios menambahkan salah satu mekanisme di dalam game. Di sinilah, Mono memiliki fitur untuk memanggil Six, agar bisa terus mengikutinya. Akan tetapi, salah satu hal yang membuat kami cukup gemas melihatnya adalah ketika mereka berdua bergandengan tangan. Ya, Little Nightmares II memiliki mekanisme, di mana Mono dapat memegang tangan Six supaya tetap bersama dan tidak tertinggal.
Kesimpulan
Little Nightmares II menjadi salah satu game horor yang sukses menghadirkan unsur-unsur kengerian seperti sebelumnya. Tarsier Studios tidak meninggalkan elemen-elemen yang pernah diterapkan di seri pertama pada seri kedua. Mulai dari penampilan monster-monster yang sama-sama mengerikan dan memiliki bentuk aneh, konsep platform scrolling, visual yang diselimuti dengan kegelapan, dan teka-teki penuh tantangan.
Dari segi gameplay, Little Nightmares II justru mampu menghadirkan variasi-variasi mekanisme menarik yang terbilang interaktif. Mekanisme-mekanisme inilah yang menjadikan game ini tampak lebih interaktif dan tidak monoton. Mulai dari cara Mono menghindari serangan musuh, ketika ia menyerang kepala para Bullies, hingga penggunaan senter dan remote. Pemanfaatan objek-objek di sini, yang membuat game ini menjadi lebih mudah.
Berbekal unsur jump scare yang dihasilkan dari efek suara dan kemunculan makhluk-makhluk pengganggu, Little Nightmares II tidak lupa membuat petualangan lebih intens melalui teka-teki yang disuguhkan. Cukup disayangkan, ketika Tarsier Studios tidak menampilkan petunjuk jelas mengenai apa yang harus dilakukan Mono dan Six selanjutnya. Setidaknya bisa dilakukan dengan memberikan efek suara kecil pada objek, atau sedikit kilauan cahaya.
Meskipun pertarungan dengan para Bullies maupun Living Hands kami anggap sebagai inovasi dari mekanisme di dalam game, sayangnya kontrol pergerakan ketika menyerang tergolong lambat dan sedikit rumit. Tidak jarang kami mengulang-ulang adegan ini, karena kontrolnya yang lambat dan tidak akurat saat hendak mengayunkan objek, kemudian memukul kepala Bullies atau memukul tangan Living Hands.
Namun, jika gamers adalah pecinta game horor surealis yang penuh dengan teka-teki misterius seperti Limbo dan Inside, Little Nightmares II menjadi pilihan tepat untuk dimainkan bulan ini.
Kesimpulan Review: Little Nightmares II
85KotakGame.com RATING
(+) KELEBIHAN
Efek suara yang sangat mendukung
AI Six yang dirancang lebih cerdas
Kejar-kejaran dengan antagonis penuh intens
Gameplay lebih variatif
Monster lebih mengerikan
(-) KEKURANGAN
Tidak adanya petunjuk jelas untuk memecahkan teka-teki
Mekanisme bertarung atau mengayunkan senjata lebih lambat
Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183